PASANG IKLANMU DISINI

Trump Usulkan Pemindahan Warga Palestina dari Gaza, Langsung Menuai Kritik Tajam

Suasana gedung-gedung yang hancur di Gaza (Foto: BBC)

ESENSIAL NEWS – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengusulkan agar Mesir dan Yordania menampung warga Palestina dari Gaza sebagai langkah untuk “membersihkan” wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan Trump dalam pertemuan dengan Raja Abdullah dari Yordania dan direncanakan untuk didiskusikan dengan Presiden Mesir.

Trump menggambarkan Gaza sebagai “area yang telah hancur” dan menyebut bahwa rencana tersebut dapat bersifat sementara maupun jangka panjang. “Kita sedang berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kita bersihkan seluruh area itu,” kata Trump, seperti dilaporkan BBC pada 27 Januari 2025.

Usulan ini langsung menuai kecaman dari Palestina, yang menganggap Gaza sebagai tanah air mereka. Hamas dan Otoritas Palestina dengan tegas menolak rencana tersebut. Menteri Luar Negeri Yordania juga menyatakan bahwa kerajaan itu menolak dengan tegas segala bentuk pemindahan paksa warga Palestina.

Menurut laporan BBC, gencatan senjata tengah berlangsung di Gaza menyusul kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Dalam serangan tersebut, sekitar 1.200 orang tewas, dan 251 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera. Sebaliknya, serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 47.200 warga Palestina tewas, mayoritas di antaranya warga sipil, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.

Trump menyatakan, “Hampir semua sudah hancur dan orang-orang sekarat di sana. Jadi, saya lebih memilih untuk bekerja sama dengan negara-negara Arab lain dan membangun tempat tinggal di lokasi lain agar mereka mungkin dapat hidup dengan damai,” ucapnya dalam wawancara di pesawat Air Force One.

Namun, pemimpin Palestina menolak keras rencana ini. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima proyek apa pun yang bertujuan untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza. Pernyataan ini diperkuat oleh Bassem Naim, anggota biro politik Hamas, yang menyebut bahwa rakyat Palestina tidak akan pernah meninggalkan tanah mereka.

Pernyataan Trump juga mendapatkan dukungan dari beberapa politisi sayap kanan Israel, seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, yang sebelumnya mendorong program emigrasi sukarela untuk warga Gaza. Namun, ide tersebut memicu kemarahan banyak pihak dan dianggap bertentangan dengan solusi dua negara yang telah didukung kebijakan luar negeri AS selama beberapa dekade.

Selain itu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah menolak dengan tegas kemungkinan pemindahan paksa warga Palestina ke wilayah Sinai. Sebagai gantinya, ia menekankan pentingnya pembentukan negara merdeka bagi Palestina.

BBC juga melaporkan, situasi di Gaza saat ini sangat memprihatinkan, dengan lebih dari 60% infrastruktur hancur akibat perang. Rencana Trump dipandang sebagai langkah kontroversial yang sulit diterima oleh warga Palestina maupun masyarakat internasional.(*)

Berita & Artikel Terkait
PASANG IKLANMU DISINI2

ESENSIAL NEWS - Portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini dan akurat dari berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, teknologi, gaya hidup, dan budaya. Kami berkomitmen untuk memberikan wawasan yang esensial bagi pembaca di seluruh Indonesia.