
ESENSIAL NEWS – Sebagai bentuk peringatan Hari Lahir Pancasila, Kelurahan Maluhu menggandeng Polres Kutai Kartanegara dan Karang Taruna untuk menggelar lomba mancing yang berlangsung meriah di kolam ikan Villa Kaning Park, RT 2 Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, pada Senin (2/6/2025).
Kegiatan ini berhasil menarik minat 136 peserta dari berbagai kalangan, menandai antusiasme warga yang berdampak langsung pada lingkungan dan masyarakat.
Acara ini tidak hanya menjadi hiburan bagi warga, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk menggugah kembali perhatian terhadap potensi pertanian dan wisata lokal di sekitar kawasan Embung Maluhu.
Melalui kegiatan ini, pemerintah kelurahan mulai menyusun arah pengelolaan kawasan yang selama ini dibiarkan tidak produktif, agar dapat dimanfaatkan kembali secara maksimal.
“Kegiatan mancing ini kami laksanakan bersama Polres Kukar dan Karang Taruna. Ini menjadi pemicu semangat sekaligus memperkenalkan potensi lahan yang selama ini belum tergarap,” kata Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro saat diwawancarai awak media.
Ia mengungkapkan bahwa wilayah sekitar lokasi acara dulunya sempat aktif dimanfaatkan oleh warga untuk pertanian, namun dalam beberapa tahun terakhir terbengkalai karena berbagai kendala.
Kini, lahan tersebut direncanakan akan difungsikan kembali untuk budidaya tanaman jagung, buah-buahan, dan aneka sayuran, guna meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat.
Karang Taruna turut dilibatkan secara aktif dalam proses ini sebagai bagian dari upaya pemberdayaan generasi muda.
Keterlibatan mereka mencakup perencanaan kegiatan dan pengelolaan kawasan berbasis pertanian dan wisata edukatif.
Kerja sama dengan Polres Kukar pun dinilai penting, karena membuka ruang kolaborasi antara masyarakat dan aparat keamanan dalam menjaga stabilitas dan kenyamanan lingkungan setempat.
“Kami ingin membangun sinergi sosial yang kuat antara warga dan aparat,” ujar Tri.
Langkah konkret menuju pengembangan kawasan wisata pertanian juga telah dimulai. Kelompok sadar wisata telah dibentuk, dan petani milenial mulai dihimpun untuk dilibatkan dalam berbagai program pendukung.
“Siapa pun yang ingin bergabung silakan, karena kami terbuka untuk kolaborasi,” tambahnya.
Terakhir Tri Joko menyebutkan bahwa total luas lahan yang akan digarap kembali mencapai kurang lebih 50 hektare. Kawasan ini pernah dikenal sebagai sentra produksi pangan, dan kini dirancang kembali sebagai destinasi wisata pertanian berbasis komunitas.
“Ya, rencananya akan dijadikan kawasan wisata pertanian, karena lahannya memang subur dan dulunya dikelola dengan baik,” pungkasnya. (ADV/HM)