


ESENSIAL NEWS – Di tengah terbatasnya pilihan usaha di pedesaan, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Muara Jawa, mulai menemukan harapan baru lewat budidaya madu kelulut.
Produk yang dihasilkan lebah tanpa sengat ini perlahan tumbuh menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga, sekaligus membuka ruang baru bagi ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.
Kepala Desa Teluk Dalam, Supian, menyebut budidaya madu kelulut menjadi salah satu alternatif usaha yang menjanjikan karena mudah dikembangkan dan memiliki nilai jual tinggi. Saat ini, produksi bulanan telah mencapai sekitar 250 botol, yang didistribusikan melalui jaringan pemasaran lokal.
“Budidaya ini sangat potensial, apalagi madu kelulut dikenal karena khasiatnya. Warga bisa memperoleh penghasilan rutin tanpa harus keluar dari desa,” kata Supian saat diwawancarai media ini, pada Minggu (8/6/2025).
Lebah kelulut yang dibudidayakan dikenal memiliki kandungan gizi tinggi dan mampu menghasilkan madu dengan rasa asam-manis khas serta khasiat kesehatan, mulai dari meningkatkan imun tubuh hingga sebagai antimikroba alami.
Pemerintah desa tidak berjalan sendiri. Dukungan teknis dan pembinaan dari Dinas Kehutanan Kalimantan Timur menjadi faktor penting dalam peningkatan kualitas produksi.
Pendampingan tersebut meliputi pelatihan pembuatan koloni, perawatan, hingga proses panen yang higienis.
Menurut Supian, langkah selanjutnya adalah memperkuat sektor hilir melalui pengemasan dan strategi pemasaran. Ia menyadari bahwa daya saing produk desa tidak cukup hanya mengandalkan kualitas isi, tapi juga harus didukung oleh tampilan dan citra produk yang meyakinkan.
“Kalau kita mau masuk ke pasar lebih luas, kemasan dan branding itu penting. Supaya madu kelulut kita punya identitas dan bisa bersaing dengan produk dari luar,” ujarnya.
Upaya untuk memperluas pasar pun mulai dijajaki. Meski saat ini masih mengandalkan outlet dan penjualan lokal, permintaan dari luar desa mulai berdatangan, menandakan peluang ekspansi yang cukup besar.
Ia berharap, ada perhatian lebih besar dari berbagai pihak untuk mendorong budidaya ini berkembang secara berkelanjutan dan terorganisasi. Sebab, di balik botol-botol kecil berisi madu itu, ada cita-cita besar warga Teluk Dalam untuk mandiri secara ekonomi.
“Madu kelulut bukan hanya hasil panen, tapi cermin dari kerja keras dan harapan kami agar desa ini bisa bangkit dengan kekuatan sendiri,” tutup Supian. (ADV/HM)