
ESENSIAL NEWS – Desa Lebak Cilong di Kecamatan Muara Wis menunjukkan kemajuan berarti dalam upaya mengatasi stunting.
Melalui kerja sama lintas sektor dan pendekatan berkelanjutan, desa ini berhasil menurunkan angka kasus stunting hingga 80 persen dalam setahun terakhir.
Capaian ini bukan hasil kerja satu malam. Pemerintah desa membangun sistem penanganan sejak dari hulu dengan memastikan semua pihak memahami peran masing-masing.
Rapat koordinasi rutin dilakukan untuk menyamakan langkah, mulai dari aparatur desa, kader posyandu, hingga pengurus PKK.
Menurut Kepala Desa Lebak Cilong, Humaidi, intervensi dilakukan melalui pemberian makanan tambahan serta pemeriksaan kesehatan rutin bagi ibu hamil dan balita. Program ini digerakkan secara serentak dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat.
“Kami bergerak bersama. Sebelum rembuk stunting, kami kumpulkan dulu semua stakeholder di tingkat kecamatan. Dari situlah satu visi terbentuk,” jelasnya, Rabu (4/6/2025).
Ia menyebut, keberhasilan penurunan kasus tak lepas dari pendekatan sejak dini, terutama kepada ibu hamil. Pemeriksaan dan edukasi diberikan secara intensif agar risiko stunting bisa ditekan sejak masa kehamilan.
Namun demikian, Humaidi mengakui masih ada beberapa anak yang terdeteksi mengalami stunting. Hal ini menjadi perhatian khusus karena sebagian besar disebabkan oleh kurangnya intervensi awal atau kondisi kesehatan ibu yang tidak optimal.
“Kuncinya ada di pencegahan sejak awal. Kalau sejak masa kehamilan sudah kita dampingi, hasilnya bisa terlihat,” ujarnya.
Dari evaluasi yang dilakukan tim desa, sebagian besar kasus stunting yang ditangani selama ini menunjukkan perkembangan positif. Anak-anak yang sebelumnya masuk kategori rawan kini sudah berada dalam kondisi normal.
Angka penurunan yang mencapai 80 persen menjadi indikator keberhasilan program di tingkat desa. Jika tren ini terus dijaga, Lebak Cilong berpeluang menjadi desa bebas stunting dalam waktu dekat.
Pemerintah desa pun siap melaporkan pencapaian tersebut ke pemerintah kabupaten sebagai bagian dari evaluasi berkala dan dasar penguatan program berikutnya.
“Kami tidak bekerja sendiri. Semua unsur harus terlibat agar hasilnya bisa dirasakan. Ini soal masa depan generasi desa,” tutup Humaidi. (ADV/HM)