







ESENSIAL NEWS – Penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-46 tingkat Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berlangsung dengan penuh semangat di halaman parkir Stadion Rondong Demang, Tenggarong, Kamis (30/10/2025). Acara yang dihadiri oleh ribuan peserta dan penonton ini juga menjadi momen bersejarah bagi banyak peserta, salah satunya Afdan, kafilah dari Kecamatan Muara Uwis, yang mengikuti cabang lomba golongan tilawah cacat netra dan berhasil meraih Harapan 1 dalam lomba tersebut.
Afdan juga pernah meraih Juara 1 pada ajang MTQ ke-45 di Samboja Barat tahun 2024 dalam kategori Tartil Cacat Netra. Keberhasilan ini menambah daftar prestasi yang diraihnya, sekaligus menjadi bukti bahwa semangat juang dan tekad yang kuat bisa mengalahkan segala keterbatasan fisik.
Meski memiliki keterbatasan penglihatan, Afdan tidak pernah menganggap hal itu sebagai penghalang untuk meraih prestasi. Setiap hari, ia berlatih mengaji dengan mendengarkan rekaman bacaan Al-Qur’an yang kemudian ia hafalkan. Metode ini terbukti efektif dalam membantunya memperbaiki kualitas tilawah dan tajwid, meskipun ia tidak bisa melihat tulisan Al-Qur’an.

“Saya tidak bisa melihat, tapi saya tetap bisa merasakan kedekatan dengan Al-Qur’an. Rekaman yang saya dengarkan setiap hari menjadi panduan, dan dengan hafalan yang saya lakukan, saya bisa memperbaiki bacaan saya,” ujar Afdan dengan penuh rasa syukur setelah diumumkan sebagai peraih Harapan 1 dalam lomba tilawah cacat netra.
Keberhasilan Afdan meraih Harapan 1 di MTQ ke-46 Kukar ini tidak hanya menjadi prestasi pribadi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi serupa. Afdan membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi, selama ada tekad dan usaha yang maksimal.
Afdan berharap prestasinya bisa menjadi motivasi bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik. “Saya ingin teman-teman yang memiliki kondisi serupa tahu bahwa kita tetap bisa berprestasi. Dengan usaha yang keras dan bimbingan yang baik, semua itu mungkin untuk dicapai,” tambahnya.

Selain itu, Afdan juga berharap dapat terus memperdalam pemahaman dan penghayatan terhadap Al-Qur’an, serta mengembangkan potensi diri lebih jauh lagi. Ia ingin terus berpartisipasi dalam ajang-ajang MTQ berikutnya, sembari berbagi semangat dan motivasi kepada mereka yang memiliki keterbatasan, bahwa dengan usaha dan ketekunan, tidak ada yang tidak mungkin.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Afdan menunjukkan bahwa kesulitan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi. Semangat dan usaha yang tak kenal lelah, disertai dengan bimbingan yang tepat, membuktikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berprestasi. Semoga kisah inspiratif ini dapat memotivasi banyak orang untuk terus berusaha dan berdoa, serta menggugah hati kita semua untuk lebih mendalami Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.(*)
