
ESENSIAL NEWS – Di tengah menurunnya aktivitas tambang di wilayah Kecamatan Loa Kulu, Desa Jembayan Tengah mulai mengalihkan fokus pembangunan ekonomi ke sektor pertanian.
Melalui aktivasi kembali BUMDes dan perluasan lahan garapan, desa ini berupaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus membuka peluang usaha baru bagi warga.
Langkah tersebut bukan hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan beras dan hortikultura masyarakat lokal, tetapi juga untuk menyiapkan sistem produksi yang berkelanjutan. Pemerintah desa melihat pertanian sebagai fondasi baru yang bisa menopang ekonomi desa dalam jangka panjang.
Kepala Desa Jembayan Tengah, Masnur, menjelaskan bahwa BUMDes kini diarahkan menjadi penopang kebutuhan internal desa. Komoditas utama seperti padi dan sayuran menjadi fokus utama produksi. Meski kapasitasnya masih terbatas, potensi pasarnya dinilai cukup menjanjikan.
“Dulu pernah ada permintaan dari Bulog, tapi karena skala kita belum cukup besar, belum bisa dipenuhi. Jadi sekarang kita perkuat dulu dari dalam,” ujar Masnur, Selasa (3/6/2025).
Dari sekitar 300 hingga 400 hektare lahan pertanian di wilayah desa, baru sekitar 75 persen yang dimanfaatkan secara aktif. Pemerintah desa berupaya mendorong optimalisasi lahan sekaligus memperluas area tanam guna meningkatkan volume hasil panen.
Hingga kini, terdapat sekitar 15 gabungan kelompok tani (Gapoktan) aktif yang tersebar di Jembayan Tengah, dengan jenis tanaman yang cukup beragam, mulai dari padi sawah hingga berbagai komoditas hortikultura.
Namun lebih dari sekadar produksi, desa ini juga tengah mempersiapkan masa depan sektor pertanian lewat program regenerasi petani. Pemuda lokal yang sebelumnya lebih banyak menggantungkan hidup dari tambang, kini mulai diajak menekuni pertanian sebagai pilihan ekonomi baru.
“Banyak anak muda yang dulu kerja tambang. Sekarang tambangnya tutup, jadi kami ajak mereka bertani. Kami ingin munculkan petani-petani milenial,” ucap Masnur.
Langkah ini menjadi strategi jangka panjang desa untuk menciptakan kemandirian pangan dan membuka peluang usaha yang lebih luas. Pemerintah desa pun terus mendorong pelatihan dan kolaborasi agar sektor pertanian benar-benar menjadi kekuatan ekonomi baru.
“Kalau pertanian ini bisa berjalan maksimal, insyaallah desa bisa mandiri secara pangan dan ekonominya ikut tumbuh,” tutup Masnur. (ADV/AD)