
ESENSIAL NEWS – Desa Kota Bangun Darat III, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi pusat kemeriahan dengan digelarnya Festival Cenil yang merayakan kuliner tradisional sekaligus memperkenalkan identitas budaya lokal.
Festival ini berlangsung meriah di Gedung Serbaguna Kantor Desa pada Rabu (30/4/2025), dan disambut antusias oleh masyarakat setempat.
Makanan tradisional yang terbuat dari singkong dan telah menjadi ikon utama dalam festival ini. Berbagai RT di desa tersebut turut berpartisipasi dalam lomba memasak cenil, masing-masing menampilkan kreasi terbaik mereka. Ajang ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan kuliner daerah, tetapi juga sebagai sarana untuk mengekspresikan kreativitas warga.
Selain lomba memasak, acara ini juga diramaikan dengan pertunjukan seni dan hiburan rakyat, yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga lansia. Suasana kebersamaan dan gotong royong sangat terasa sepanjang kegiatan berlangsung.
Camat Kota Bangun Darat, Julkifli, yang turut membuka acara ini, menekankan pentingnya melestarikan tradisi budaya melalui kegiatan seperti festival cenil. Ia mengapresiasi kerja sama antara pemerintah desa dan masyarakat dalam menyukseskan acara yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal.
“Festival ini lebih dari sekadar ajang kuliner, ini tentang identitas kita dan kebersamaan yang harus terus dijaga. Saya berharap festival ini bisa menjadi agenda tahunan yang memperkuat jati diri kita,” ungkap Julkifli.
Ia menambahkan bahwa cenil sebagai makanan tradisional bukan hanya sekadar kuliner, tetapi juga simbol warisan yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat Kutai. Menurutnya, pelibatan warga secara aktif melalui RT menunjukkan bahwa pelestarian budaya harus dimulai dari lingkungan terdekat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda rutin yang tidak hanya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya lokal, tetapi juga berpotensi menarik perhatian wisatawan untuk mengenal lebih dalam kekayaan kuliner dan tradisi daerah.
“Festival ini bukan hanya ajang perlombaan, tetapi sarana untuk mempererat kebersamaan, menggugah semangat gotong royong, dan memperkenalkan potensi budaya yang kita miliki kepada dunia luar,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Julkifli mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan menjaga identitas budaya.
“Budaya adalah jati diri kita. Selama kita menjaganya dengan sepenuh hati, Kota Bangun Darat akan terus tumbuh sebagai daerah yang berbudaya, tangguh, dan membanggakan,” pungkasnya. (ADV/HM)