
ESENSIAL NEWS – Embung Maluhu di Kelurahan Maluhu, Kecamatan Tenggarong, tengah disiapkan menjadi kawasan ekowisata edukatif oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Pengembangan ini ditujukan untuk mengintegrasikan fungsi lingkungan, pendidikan, dan ekonomi lokal secara berkelanjutan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kukar, Wiyono, mengatakan bahwa transformasi embung ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperluas manfaat infrastruktur irigasi pertanian menjadi ruang wisata yang produktif dan ramah lingkungan.
“Embung Maluhu memiliki potensi besar sebagai ruang terbuka yang mendukung kegiatan wisata berbasis edukasi dan konservasi. Kami ingin kawasan ini dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat,” ujar Wiyono saat mendampingi Bupati Kukar, Edi Damansyah, dalam peresmian kawasan Embung Maluhu, Rabu (23/4/2025).
Ia menjelaskan, rencana pengembangan embung mencakup pembangunan fasilitas publik seperti jalan paving, jembatan penghubung antar-area, serta gazebo yang bisa dimanfaatkan warga untuk kegiatan komunitas, edukasi luar ruang, hingga aktivitas ekonomi kecil seperti kuliner atau kerajinan.
“Jadi nanti bukan hanya jadi tempat wisata alam, tapi bisa jadi ruang usaha warga. Anak-anak bisa belajar, komunitas bisa beraktivitas, bahkan UMKM bisa tumbuh di sini,” jelasnya.
Wiyono menyebut, sebelumnya pernah digelar festival memancing di kawasan embung dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ini menjadi salah satu tolok ukur bahwa kawasan ini memang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi berbasis partisipasi warga.
Pemerintah, kata dia, akan menjalankan pengembangan secara bertahap, termasuk perbaikan sisi tebing dan optimalisasi distribusi air. Namun keberlanjutan embung sangat bergantung pada kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitarnya.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Kalau warga ikut merawat alam sekitar embung, maka keberlanjutan air dan fungsinya bisa terus terjaga,” jelasnya.
Wiyono juga menyinggung soal potensi pengembangan kawasan dengan menanam pohon pinus untuk menciptakan suasana sejuk dan menarik. Konsep wisata alam berpadu dengan konservasi ini diharapkan menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan.
“Jika ini berhasil, kawasan embung bukan hanya jadi tempat rekreasi, tapi juga ruang belajar dan sumber ekonomi baru bagi warga,” pungkasnya. (ADV/HM)