
ESENSIAL NEWS – Di tengah arus modernisasi, siskamling masih menjadi denyut kehidupan sosial di berbagai pelosok Kutai Kartanegara. Lebih dari sekadar ronda malam, kegiatan ini berubah menjadi ruang silaturahmi yang merawat gotong royong dan memperkuat ikatan warga.
Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Ekonomi Desa DPMD Kukar, Asmi Riyandi Elvandar, menyebut bahwa partisipasi warga dalam siskamling tidak hanya menyangkut urusan keamanan, tetapi juga menggambarkan rasa memiliki terhadap lingkungan.
“Warga bersama-sama menyusun jadwal ronda dan membagi tugas secara merata. Siskamling bukan hanya soal keamanan, tapi juga rasa memiliki terhadap lingkungan,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Tradisi ini terus hidup dengan sentuhan inovasi. Di beberapa RT, pos ronda didesain lebih ramah dan multifungsi. Ada yang menambahkan taman baca, bahkan dapur kecil untuk seduhan kopi hangat saat giliran jaga malam tiba.
Contoh inspiratif datang dari Kelurahan Maluhu. Poskamling di wilayah ini tak hanya aktif, tetapi juga menyabet juara dalam lomba siskamling tingkat Provinsi Kalimantan Timur. Keberadaan taman baca di pos ronda membuat suasana jaga malam menjadi produktif dan menyenangkan.
“Ini membuktikan kegiatan sederhana bisa bernilai lebih jika dibarengi kreativitas,” kata Asmi.
Selain itu, kebiasaan lama seperti iuran beras juga masih dipertahankan di beberapa tempat. Iuran ini bukan soal nominal, tapi simbol kekompakan yang terus dijaga lintas generasi. Tak sedikit warga yang menyambut kegiatan ronda sebagai waktu untuk saling bertukar cerita dan memperkuat hubungan antar tetangga.
Menurut Asmi, semangat ini penting dirawat sebagai bentuk kemandirian sosial dalam menjaga ketertiban lingkungan. Ia meyakini, rasa aman tidak hanya lahir dari patroli malam, tapi juga dari kebersamaan yang dibangun warga itu sendiri.
“Siskamling akan terus kuat selama semangat gotong royong masih dijaga,” ujarnya lagi.
DPMD Kukar, kata dia, memberi dukungan terhadap bentuk-bentuk partisipasi lokal yang tumbuh dari inisiatif warga. Kegiatan seperti ini dinilai jauh lebih berkelanjutan karena lahir dari kebutuhan dan kepedulian bersama.
“Kalau kebersamaan terus dijaga, maka keamanan pun akan tercipta dengan sendirinya,” tutup Asmi. (ADV/AD)