Dapur PKK Kelurahan Melayu Jadi Model Gerakan Gizi Tanpa Anggaran Besar

Lurah Melayu, Aditya Rakhman. (Foto: Istimewa)

ESENSIAL NEWS – Di tengah keterbatasan anggaran, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, menunjukkan bahwa program gizi masyarakat bisa dijalankan dengan kuatnya kolaborasi dan semangat gotong royong.

Lewat kerja sama lintas sektor antara kelurahan, DPMPD Kukar, dan Puskesmas setempat, dapur PKK difungsikan sebagai pusat produksi makanan sehat yang disalurkan melalui Posyandu.

Inisiatif ini menargetkan ibu hamil dan balita sebagai kelompok prioritas, dengan tujuan membentuk generasi sehat sejak dalam kandungan. Menu makanan yang disiapkan tidak sembarangan, tetapi mengacu pada panduan gizi dari tenaga kesehatan.

“Walaupun tidak ada anggaran khusus, kami tetap bisa bergerak karena ada dukungan kuat dari kader dan kerja sama lintas sektor,” ujar Lurah Melayu, Aditya Rakhman, Senin (26/5/2025).

Aditya menuturkan, para kader Posyandu memegang peran sentral dalam program ini, mulai dari pendataan sasaran hingga pendistribusian makanan. Mereka juga memberikan edukasi gizi kepada keluarga sasaran, dengan pendekatan yang lebih dekat karena berasal dari lingkungan yang sama.

“Kader itu bukan orang luar, mereka bagian dari warga juga. Jadi programnya terasa lebih dekat dan diterima,” tambahnya.

Program ini berjalan tanpa skema anggaran besar, namun tetap menyasar dampak yang luas. Menurut Aditya, kehadiran kader yang mengenal langsung kondisi keluarga penerima manfaat membuat pendekatan lebih personal dan efektif.

Sementara itu, Camat Tenggarong, Sukono, memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Menurutnya, yang dijalankan warga Kelurahan Melayu adalah contoh nyata dari pemberdayaan masyarakat berbasis empati dan kekuatan lokal.

“Ini gerakan dari bawah yang benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. Kami sangat mengapresiasi,” ucap Sukono.

Ia menilai, model ini bisa menjadi contoh untuk diterapkan di kelurahan lain, terutama di tengah tantangan anggaran yang serba terbatas. Semangat gotong royong dianggap sebagai kunci keberlanjutan program.

Program ini tidak hanya menyehatkan tubuh, tapi juga memperkuat relasi sosial antarwarga. Kader Posyandu dan tim PKK menjadi motor penggerak, membuktikan bahwa kemajuan layanan dasar bisa dimulai dari skala komunitas.

“Yang kami jaga bukan hanya fisik anak-anak, tapi juga semangat bersama dalam membangun keluarga yang kuat,” tutup Sukono.  (ADV/AD)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Berita & Artikel Terkait

ESENSIAL NEWS - Portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini dan akurat dari berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, teknologi, gaya hidup, dan budaya. Kami berkomitmen untuk memberikan wawasan yang esensial bagi pembaca di seluruh Indonesia.