

Kutai Kartanegara (Kukar), terletak di Kalimantan Timur, dikenal sebagai salah satu kabupaten yang menyimpan kekayaan sejarah dan alam. Wilayah ini pernah menjadi pusat kerajaan tertua di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai Martadipura. Selain nilai historisnya, Kukar juga memiliki lanskap geografis yang sangat beragam—mulai dari hutan tropis, sungai besar, air terjun, hingga danau eksotis.
Wilayah Kukar membentang luas dan mencakup daerah pedalaman yang masih alami dan belum banyak dijamah. Tak heran, banyak wisatawan yang menyebut Kukar sebagai permata tersembunyi Kalimantan.
Sebagian wilayah Kukar berada dalam kawasan konservasi seperti Taman Nasional Kutai. Di sini hidup berbagai spesies flora dan fauna khas Kalimantan, termasuk orangutan, bekantan, burung enggang, dan tumbuhan endemik seperti ulin dan meranti. Hutan tropis ini menjadi paru-paru dunia dan menawarkan pengalaman petualangan yang otentik.
Sungai Mahakam merupakan urat nadi masyarakat Kutai Kartanegara. Di sepanjang alirannya, pengunjung bisa menyaksikan rumah-rumah panggung, aktivitas nelayan tradisional, serta pesona satwa langka seperti pesut Mahakam, lumba-lumba air tawar yang hanya ada di wilayah ini.
Kukar menyimpan banyak air terjun yang masih alami dan memukau:
Air Terjun Tanah Merah: Unik dengan warna air kecokelatan dari kandungan tanah liat.
Air Terjun Gunung Pinang: Cocok untuk trekking dan berfoto dengan lanskap hijau.
Air Terjun Jantur Inar: Tersembunyi di hutan lebat, sangat alami dan belum ramai wisatawan.
Bagi penyuka petualangan, Kukar punya:
Goa Batu Gelap: Tempat eksplorasi bawah tanah penuh misteri.
Bukit Biru: Lokasi ideal untuk hiking ringan dengan pemandangan spektakuler dari puncak.
Bukit Bangkirai: Menyediakan jembatan gantung di atas kanopi hutan hujan tropis.
Pulau Kumala: Pulau di tengah Sungai Mahakam dengan fasilitas rekreasi dan menara observasi.
Danau Semayang dan Danau Melintang: Danau musiman luas yang menjadi tempat migrasi burung dan habitat ikan langka.
Tradisi dan alam di Kukar berjalan berdampingan. Suku Dayak masih mempertahankan hubungan sakral dengan hutan. Festival seperti Erau mencerminkan penghargaan terhadap alam dan leluhur. Wisatawan bisa belajar langsung bagaimana masyarakat lokal memanfaatkan alam tanpa merusaknya.
Program ekowisata tumbuh di Kukar dengan melibatkan masyarakat lokal:
Desa Muara Enggelam: Desa terapung yang menawarkan pengalaman menginap dan memancing di danau.
Desa Bukit Biru: Menawarkan jalur trekking, pengamatan burung, dan penginapan ramah lingkungan.
Inisiatif ini menjadi contoh nyata bahwa pariwisata bisa mendorong pelestarian sekaligus kesejahteraan masyarakat.